Malthusian Catastrophe
Saat
ini, populasi global telah mencapai 7 miliar, dengan tingkat pertumbuhan
populasi penduduk dunia meningkat 1%. Hal itu memiliki arti bahwa populasi
dunia akan berlipat ganda dalam 70 th. Pada tahun 2080 penduduk dunia akan
mencapai 14.000.000.000. Thomas Malthus mengatakan bahwa jenis pertumbuhan
semacam ini tidak berkelanjutan. Ia menuliskan alasannya pada tahun 1798. Alasan pertama yang Thomas ungkapkan adalah
bahwa setiap pertumbuhan populasi penduduk adalah exponensial, kemudian alasan
kedua yaitu Ia menganggap bahwa produksi pertanian adalah aritmatika atau
geometris dalam perkembangannya. Itu berarti hubungan antara peningkatan
populasi dan waktu berada pada garis lurus.
Pertumbuhan
populasi meningkat secara exponensial dengan sangat cepat dan besar. Sedangkan
untuk produksi makanan meningkat pada tingkat yang konstan. Jika produksi
makanan tidak berjalan seimbang atau berpotongan maka sistem akan menjadi rusak
yang dapat menyebabkan kelaparan, perang, atau penyakit yang harus dicegah. Populasi
yang meningkat menyebabkan banyak orang, sedangkan jumlah memasok kebutuhan semakin
sedikit dapat membuat sebuah titik persimpangan yang digambarkan oleh Thomas
Malthus sebagai titik krisis dan dikenal dengan Malthusian Catastrophe
Pertumbuhan
penduduk yang pasti akan menyebabkan penurunan standar hidup. Akan ada masa
dimana seseorang mengalami kemiskinan. Dalam Malthusian Catastrophe standarts
hidup dapat meningkat dalam jangka panjang. Mereka selalu berkurang ke tingkat
subsistensi. Biasanya makanan jumlahnya terbatas, seperti dalam kasus rusa.
Batas alami yang dapat terjadi lainnya bisa polusi, energi, air, dan ruang
untuk hidup. Dalam kasus ini akan ada garis datar seperti yang ditunjukkan oleh
garis hijau pada gambar:
Saat ini,
kita mencapai titik krisis dan crash pada populasi. seperti gambar yang ditunjukkan dibawah ini:
Maka jika, pasokan makanan menjadi 2 kali lipat dan kita memiliki teknologi baru atau memiliki revolusi hijau baru, kemampuan baru untuk
membuat makanan, itu hanya penundaan yang tak terelakkan.
Dalam kasus di dunia,
jika pertumbuhan tumbuh 1% per tahun, dan jika kita memiliki kemampuan baru, teknologi
baru untuk melipatgandakan pasokan makanan yang tersedia, yang kita lakukan
adalah menunda kecelakaan ini ke penderitaan subsisten 70 tahun. Seperti
yang Anda lihat di grafik ini.
Semua yang kita lakukan adalah menunda yang tak
terelakkan. Jadi jika populasi selalu eksponensial,
seperti dalam kasus rusa sampai kecelakaan, maka kita sedang sentiasa ditakdirkan untuk mengalami kelaparan. Jadi kita bisa membayangkan bahwa jika kita memiliki populasi
di atas menurut model Malthus, kita ditakdirkan untuk kecelakaan. Jadi
dengan kata lain, penduduk akan runtuh. Dan, tentu saja, runtuhnya populasi besar mungkin akan menimbulkan runtuhnya masyarakat juga. Bisa sipil, peradaban
bertahan jika kita hanya memiliki setengah makanan yang utuh. Ada banyak hal yang bisa mengikuti pola ini melampaui
populasi. Tentu saja, kita mungkin berpikir tentang barang ditambang, termasuk
energi seperti bahan bakar fosil tapi juga sumber daya penting atau beberapa
akan mengatakan bahwa kita sedang berada pada pertambangan atas tanah dalam pertanian
modern. Jadi Anda dapat menggunakan maltusian model, semacam ini tidak hanya
untuk penduduk, tetapi untuk banyak sistem lain yang berpotensi tidak berkelanjutan 200 tahun.
Malthusian Vs Neo Malthusian
Pada
titik ini Inggris mengalami waktu yang sangat miskin. Bagi kebanyakan orang yang
tinggal di negara ini standar hidup dari abad kedelapan belas lebih rendah
daripada orang-orang pada zaman batu. Masyarakat zaman batu jauh lebih sedikit,
tetapi mereka benar-benar memiliki lebih banyak kalori dan mereka makan lebih
banyak protein dan daging.
Misalnya
terdapat kasus ketika terjadi Black Death, sekitar sepertiga dari semua orang
di pulau itu tewas dan tiba-tiba ada lebih banyak lahan yang tersedia dan
menyebabkan permintaan tenaga kerja yang tinggi, sehingga para petani rata-rata
menikmati standar hidup yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Jadi secara
tidak langsung Malthus telah membuat prediksi yang salah tentang masa depan. Berikut gambar populasi di Inggris:
Garis
biru menunjukkan perubahan populasi dari waktu ke waktu dan titik kuning adalah
ketika model Malthus diterapkan. Lalu apa yang terjadi setelah model Malthus
diterapkan? Terjadi peningkatan besar populasi Inggris menjadi dua kali lipat,
kemudian mendouble sekali lagi dan hampir menjadi dua kali lipat lagi dalam 200
tahun terakhir.
Tidak
hanya itu, Inggris menjadi jauh lebih kaya sekarang daripada 200 tahun yang
lalu. Revolusi Industri sangat berpengaruh dan rata-rata orang di negara ini
memiliki sekitar lima belas kali lebih kaya daripada 200 tahun yang lalu ketika
Malthus menulis ramalannya.
Jadi
kenaikan populasi tidak menyebabkan kelaparan massal. Tidak hanya itu,
meningkatnya populasi tidak menyebabkan kemiskinan. Bahkan hal yang sebaliknya
bisa saja terjadi. Populasi di Inggris yang lebih banyak dan lebih kaya dari
saat ini telah mendasari prediksi Malthus saat ini. Hal ini disebut
neo-Malthusian atau prediksi baru Malthus. Akhir-akhir ini prediksi
Neo-Malthusian merupakan prediksi yang buruk seperti prediksi yang dibuat oleh
Malthus 200 tahun yang lalu.
Titik
kuning pada grafik ini menunjukkan garis biru yang merupakan populasi dunia
sejak saat itu.
Jumlah
populasi telah menjadi dua kali lipat sejak prediksi itu dibuat. Akibat adanya
pendapatan per orang, orang menjadi semakin kaya karena semakin banyaknya
populasi. Seperti contoh-contoh tersebut, kejadiannya sangat berlawanan dengan
yang telah diprediksi oleh Malthus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar