Kamis, 22 September 2016

SUSTAINABLE MANUFACTURING

KERTAS VS PLASTIK


Pada pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan mengenai penggunaan kantong kertas dan kantong plastik menurut Leyla Acaroglu. Berikut adalah uraian singkat tentang Leyla Acaroglu. Dr. Leyla Acaroglu merupakan seorang yang mewujudkan inovasi perubahan lingkungan dan sosial yang positif. Beliau adalah desainer yang berbasis di New York Australia, ilmuwan sosial, dan ahli keberlanjutan, dan diakui secara internasional sebagai pemimpin dalam penggunaan desain seluruh keberlanjutan dan pendidikan inisiatif. Berikut adalah rangkuman dari penjelasan Leyla Acaroglu mengenai kertas vs plastik:

Saat belanja atau membeli sesuatu di supermarket, tentu kebanyakan dari kita akan dihadapkan pada sebuah pilihan mengenai kantong belanja. Kita akan diberi pilihan antara menggunakan plastik/kresek ataupun kantong yang terbuat dari kertas. Lalu apa yang akan kita pilih jika ingin melakukan sesuatu hal yang berguna bagi lingkungan?  Iya, kebanyakan orang akan lebih memilih kantong belanja dari kertas. Alasannya karena sifat kertas yang biodegradable (mudah terurai) yang bersifat baik oleh lingkungan. Tetapi, dalam beberapa kasus sebagian orang juga masih menggunakan plastik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai yang dapat menyebabkan dampak kerusakan lingkungan yang besar. Pada era ini, kita perlu untuk membuat sebuah pilihan yang tepat, sehingga dapat memberikan solusi yang sederhana terhadp suatu permasalahan.
Berdasarkan hasil survey pada sebagian orang, beberapa orang mengatakan pada Leyla, jika mereka hanya ingin menggunakan eco-material. Eco-materias bersifat sangat kompleks, karena beberapa bahan yang digunakan berasal dari alam, sehingga penggunaan bahan tersebut dapat menimbulkan dampak pada lingkungan. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah kita harus mulai mengandalkan semacam kerangka intuisi saat mengambil keputusan. Intuisi sendiri memiliki pengertian yaitu kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Maka, saat kita sudah memilih kantong/tas dari kertas dan membeli mobil hemat bahan bakar, kita telah melakukan suatu hal yang benar untuk mengurangi dampak dari lingkungan itu sendiri.
Jadi hal yang berhubungan dengan lingkungan tersebut cenderung berasal dari pengalaman pribadi/hal-hal yang kita dengar dari orang lain. Dan itu sama sekali tidak didasarkan pada kerangka ilmiah. Kita hidup dalam sistem yang sangat kompleks, dimana manusia memiliki sistem untuk berkomunikasi, berinteraksi satu sama lain, memiliki sistem industri meliputi perekonomian yang harus beroperasi dalam sistem yang terbesar, dan yang paling penting adalah ekosistem. Tetapi terkadang pilihan yang kita buat dalam setiap pekerjaan yang kita miliki, tidak peduli seberapa tinggi atau rendah posisi jabatan kita sangat berpengaruh pada semua sistem ini. Maka dari itu, kita harus menemukan cara yang benar terhadap keberlanjutan dari sistem-sistem yang kompleks dan membuat pilihan yang lebih baik yang dapat memberi keuntungan lingkungan bersih dan kita perlu menemukan cara-cara inovatif untuk memecahkan beberapa masalah yang kita hadapi. Proses inilah yang disebut life cycle thinking. Jadi pada dasarnya, segala sesuatu yang melalui serangkaian tahap siklus hidup menggunakan serta menggunakan proses ilmiah disebut penilaian siklus hidup, atau di Amerika dapat disebut analisis siklus hidup. Untuk memiliki gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana segala sesuatu yang kita lakukan di bagian teknis dari sistem yang mempengaruhi lingkungan alam, kita ambil contoh sebagai berikut: saat kita melakukan pengamatan pada sebuah pabrik, kita akan melihat proses dari ekstraksi bahan baku, dan kemudian kita melihat manufaktur, pengemasan dan transportasi, penggunaan, dan akhir kehidupan, dan pada setiap tahap ini, hal-hal yang kita lakukan tersebut memiliki interaksi dengan lingkungan alam, dan kita dapat memantau bagaimana interaksi yang benar-benar mempengaruhi sistem dan layanan yang memungkinkan kehidupan di Bumi. Kemudian setelah melalui ini, kita telah belajar beberapa hal yang benar-benar menarik.
Ketika sesuatu yang terjadi secara alami, sesuatu yang terbuat dari serat selulosa seperti sepotong roti, bahkan atau sisa makanan, atau bahkan selembar kertas, ketika sesuatu yang alami berakhir di lingkungan alam, itu mendegradasi normal. Molekul karbon kecil yang disimpan akan tumbuh secara alami dan dilepaskan kembali ke atmosfer sebagai karbon dioksida. Hal ini adalah situasi yang bersih. Kebanyakan hal alami tidak benar-benar berakhir di alam. Sebagai contoh sampah yang kita hasilkan akan berakhir di TPA. TPA adalah lingkungan yang berbeda. Di TPA, molekul karbon yang sama dikeluarkan dengan cara yang berbeda, karena tidak ada oksigen. Molekul yang sama, mereka menjadi metana, dimana metana merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat 25 kali dari karbon dioksida. Jadi kita perlu mengidentifikasi bagaimana kita dapat mulai memanfaatkan hal-hal yang sudah terjadi mulai dari merancang sistem dan layanan yang dapat meringankan masalah ini.
Menurut Association of Home Appliance Produsen menyebutkan bahwa lemari es tumbuh lebih besar setiap tahun dan berlaku untuk setiap dekade. Pada tahun 2014, lemari es rata-rata 22,5 kaki kubik, naik dari 19,6 kaki kubik pada tahun 1980. Tapi kulkas adalah kontributor serius untuk ini, dan salah satu contoh fitur itu adalah laci rak. Di Inggris, ini adalah masalah sehingga ada laporan pemerintah beberapa tahun lalu yang benar-benar mengatakan pelaku terbesar kedua makanan yang terbuang di Inggris Raya adalah selada basah. Kita membutuhkan lingkungan yang ketat,seperti lingkungan pengap untuk mencegah suatu proses yang akan terjadi secara alami. Melalui kulkas Anda dapat melihat segala macam hal seperti itu. Tapi pada dasarnya, ini adalah masalah besar. Karena ketika kita kehilangan sesuatu seperti selada dari sistem, kita tidak hanya memiliki dampak pada akhir kehidupan, tetapi kita benar-benar telah terkena dampak selada itu. Dampak siklus hidup selada yaitu dapat ditangani dengan membersihkan lahan. Setelah itu menanam benih, fosfor, pupuk, nutrisi,  memberi air, dan disinari matahari. Semua dampak yang terkandung dalam daun selada yang tersesat dari sistem, yang akan membuat hilangnya energi dari lemari es sehingga menimbulkan dampak lingkungan yang cukup besar.
Maka dari itu, kita perlu merancang hal-hal seperti ini jauh lebih baik jika kita akan mulai menangani masalah lingkungan yang serius. Kita bisa mulai dengan merancang laci rak dan ukurannya. Jadi bisa dibayangkan jika kita benar-benar mulai untuk mengidentifikasi masalah tersebut dan menggunakannya sebagai dasar untuk menemukan solusi desain yang inovatif dan elegan yang akan memecahkan masalah tersebut . Ini adalah desain yang dipimpin perubahan sistem, di mana sistem dapat jauh lebih berkelanjutan. Jenis-jenis pendekatan tidaklah sulit, tetapi memahami sistem dan kemudian mencari yang layak, yang digerakkan oleh pasar alternatif permintaan konsumen sedikit sulit. Tetapi kita harus berpikir bagaimana dapat secara radikal mengubah agenda keberlanjutan, karena konsumsi adalah masalah terbesar. Dengan mengidentifikasi cara-cara alternatif dalam melakukan sesuatu, kita dapat mulai untuk berinovasi dalam hal menggunakan keberlanjutan sebagai parameter  dan sebagai kriteria untuk mendorong sistem berbasis solusi.
Jika kita memiliki kertas dan plastik , maka yang dapat digunakan kembali akan jauh lebih menguntungkan. Berdasarkan faktor berat, kertas dianggap memiliki sifat buruk karena beratnya empat sampai 10 kali lebih berat dari plastik, dan ketika kita benar-benar membandingkan, dari siklus hidup perspektif, satu kilo plastik dan satu kilo kertas, kertas jauh lebih baik, tetapi fungsi dari plastik atau kantong kertas untuk membawa belanjaan tidak dilakukan berdasarkan 1 kg masing-masing bahan. Karena fungsi dapat mendefinisikan dampak lingkungan. Terdapat beberapa bahan yang benar-benar harus kita hindari dan kita dapat mulai untuk benar-benar menemukan solusi yang benar-benar inovatif.




Sumber: untuk lebih jelasnya silahkan lihat video di link berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=2L4B-Vpvx1A

Rabu, 14 September 2016

MANAJEMEN PEMASARAN

MARKETING 1.0, 2.0, 3.0


Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan mengenai Marketing 3.0 oleh Philip Kothler, seorang yang dikenal dunia sebagai ahli dalam pemasaran. Beliau telah menulis lebih dari sebanyak 50 buku, dengan 10 diantaranya telah diterbitkan pada lima/enam tahun terkahir ini. 

Sekarang kita akan membahas mengenai sebuah buku tentang pemasaran 3.0. Sebagian besar perusahaan menggunakan pemasaran 1.0 dan beberapa saat ini menggunakan pemasaran 3.0. Akan tetapi tidak ada perusahaan yang langsung melompat dari pemasaran 1.0 menjadi pemasaran 3.0. Diperlukan tahap untuk merangkak dari pemasaran 1.0 menuju pemasaran 3.0. Dalam kasus ini perusahaan akan menjadi efisien dan menguntungkan dalam membuat sesuatu bagi banyak orang. Namun beberapa perusahaan telah memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang kepada siapa mereka akan menjual produk mereka. Perusahaan yang sebelumnya berpindah dari hanya membuat dan menjual produk yang baik untuk memahami pelanggan mereka dengan database besar dan perubahan terhadap pelanggan, penggemar, dan lainnya.  

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai pemasaran 1.0, pemasaran 2.0 dan pemasaran 3.0. pemasaran 1.0 akan menarik pemikiran konsumen dimanapun konsumen berada, pemasaran 2.0 akan lebih sulit untuk menarik pelanggan, kita harus mengetahui banyak tentang pelanggan dan berusaha untuk lebih dekat dengan melayani para pelanggan. Sedangkan pemasaran 3.0 kita harus menganggap pelanggan sebagai seseorang yang lebih tertarik pada produk yang kita jual, tetapi ini adalah orang yang perlu diperhatikan karena dunia akan menjadi semakin tidak stabil. Marketing 3.0 mengangkat konsep marketing ke dalam arena aspirasi, nilai-nilai dan human spirit. Marketing 3.0 meyakini bahwa konsumen adalah manusia lengkap, karena itu kebutuhan dan harapannya tidak boleh diabaikan. Maka, Marketing 3.0 melengkapi emotional marketingdengan human spirit marketing.

Suatu perusahaan tidak hanya menjual apa yang diinginkan oleh konsumen, tapi juga ingin memastikan bahwa perusahaan memahami dunia dan mencoba untuk membuat perubahan sehingga dunia menjadi lebih baik. Berikut merupakan konsep pemasaran dasar dan penerapan pemasaran 1.0, 2.0, dan 3.0. Beberapa cara marketing 3.0 melakukan pemasaran yang pertama adalah membiarkan target pelanggan kita tahu bagaimana kita akan berbeda dari pesaing lainnya dalam menawarkan titik perbedaan. Sebagian besar perusahaan setidaknya harus melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain agar mereka tidak ketinggalan dengan perusahaan lain. Misalnya kita mengambil sebuah perusahaan seperti “Starbucks”, mereka tidak hanya memastikan bahwa kopinya segar dan memastikan daerah distribusinya, tetapi mereka meningkatkan posisi mereka sebagai cafe yang menyediakan lebih banyak jenis kopi dan menciptakan pengalaman bagi konsumen saat  menikmati kopi. Kemudian yang kedua adalah melakukan segmentasi. Segmentasi adalah pengakuan bahwa kita tidak dapat melayani semua orang secara merata. Sebagai contoh yaitu Mc Donalds dipercaya bahwa mereka menyebut mereknya untuk ide dari kualitas pelayanan. Kualitas pelayanannya adalah kebersihan dan nilai. Akan tetapi pada kenyatannya sangat berbeda. Mereka berusaha untuk mencari target para remaja dan ibu yang mempunyai anak kecil.  

Berdasarkan kedua contoh tersebut, perbedaan pasar di kedua posisi dan segmentasi perbedaan menunjukkan perbedaan pemasaran 2.0 dan 3.0 Ketika kita mengguanakan pemasaran 3.0, kita jugas harus menggunakan pemasaran 1.0 juga di dalamnya. Dengan begitu, strategi menjadi bertambah baik pada pemasaran 3.0. Pemasaran 3.0 sudah pasti menjadi dasar dari rencana merk tapi ada sesuatu yang disebut co-creation yang hilang, yaitu fitur produk, harga, tempat atau distribusi dan juga promosi. Apa yang menjadi kesuksesan perusahaan melakukan co-create dengan perusahaan mereka adalah meminta maaf dengan pelanggan mereka dan membangun hubungan yang baik dengan para pelanggan mereka.

Pada pembahasan 4 P, disini kita akan mengambil contoh dalam buku “Wisdom of Crowds” yang berkata bahwa ada banyak orang di luar sana yang akan berpartisipasi ikut serta dalam perusahaan kita dalam satu atau lain cara, bukan hanya dalam jenis dan apa produk kita. Tetapi, mereka memutuskan untuk tidak menggunakan agensi promosi iklan untuk membentuk kampanye. Melihat sisi produk ialah bagaimana kita dapat mengundang secara khusus beberapa pelanggan untuk merancang produk dengan kita. Ini membuat komponen teknis akan melakukan pengujian alpha dan beta. Kegunaan tes alpha adalah untuk memastikan bahwa komponen karya tidak merusak perusahaan yang menggunakan ilmuwan kita sendiri tapi kemudian mereka memilih subset pelanggan untuk yang dengan siapa mereka memiliki hubungan yang baik dan mereka meminta pelanggan untuk mencoba produk dan menyarankan perbaikan sebelum mereka melakukan peluncuran produk akhir, sehingga pengujian beta adalah sama dengan pertanyaan co-creation adalah tentang apa barang kemasan konsumsi untuk perusahaan sementara mereka mungkin mempunyai panel konsumen.

Penelitian yang dilakukan di MIT telah menunjukkan  bahwa banyak perusahaan yang selalu memiliki beberapa pengguna yang menuntut. Pada kenyataannya mereka menciptakan produk mereka hanya dengan membeli dari kita dan memperbaikinya sendiri. Hal tersebut merupakan cara untuk membiarkan pelanggan menjadi hakim terhadap nilai produk. Co-creation akan menjadi tempat distribusi pelanggan untuk membantu kita dalam membuat saluran distribusi yang menjadikan pelanggan pada level menengah.

Pemasaran 3.0 bisa diganti menjadi manajemen 3.0 ini akan lebih dari penyesuaian departemen untuk peluang. Kita harus mendapatkan pasar untuk karyawan kita yang mendapat pasar untuk mendistribusikan kepada supplier karena kita harus menjadi perusahaan yang telah bermitra dengan karyawan terbaik dengan supplier terbaik. Kita tidak akan pernah menang jika kita melakukan semuanya sendiri dan dan kuncinya adalah ketika kita menggunakan pasar untuk karyawan. Ini adalah bentuk tim manajemen 3.0. Bayangkan saat ketika kita serba kekurangan seperti selama perang, tidak ada pemasaran yang dapat dilakukan dengan benar karena jika kita akan melakukan pemasaran apapun maka kita akan mencoba untuk mengurangi permintaan dengan meningkatkan suatu harga. Hal itu membuat kita akan membuat produk yang lebih sederhana daripada menambahkan fitur atau mungkin membuat produk yang hanya sederhana tetapi berharga mahal. Terkadang lebih mudah untuk memasarkan produk kepada pelanggan dengan fungsi lainnya. Hal itu menjadi benar dengan cara tersebut karena pemasaran tidak memiliki akuntabilitas. Mereka membicarakan tentang uang yang tidak bisa dikembalikan untuk investasi pemasaran.


Sustainable Manufacturing (MALTUS)

Malthusian Catastrophe


Saat ini, populasi global telah mencapai 7 miliar, dengan tingkat pertumbuhan populasi penduduk dunia meningkat 1%. Hal itu memiliki arti bahwa populasi dunia akan berlipat ganda dalam 70 th. Pada tahun 2080 penduduk dunia akan mencapai 14.000.000.000. Thomas Malthus mengatakan bahwa jenis pertumbuhan semacam ini tidak berkelanjutan. Ia menuliskan alasannya pada tahun 1798.  Alasan pertama yang Thomas ungkapkan adalah bahwa setiap pertumbuhan populasi penduduk adalah exponensial, kemudian alasan kedua yaitu Ia menganggap bahwa produksi pertanian adalah aritmatika atau geometris dalam perkembangannya. Itu berarti hubungan antara peningkatan populasi dan waktu berada pada garis lurus.
Pertumbuhan populasi meningkat secara exponensial dengan sangat cepat dan besar. Sedangkan untuk produksi makanan meningkat pada tingkat yang konstan. Jika produksi makanan tidak berjalan seimbang atau berpotongan maka sistem akan menjadi rusak yang dapat menyebabkan kelaparan, perang, atau penyakit yang harus dicegah. Populasi yang meningkat menyebabkan banyak orang, sedangkan jumlah memasok kebutuhan semakin sedikit dapat membuat sebuah titik persimpangan yang digambarkan oleh Thomas Malthus sebagai titik krisis dan dikenal dengan Malthusian Catastrophe
Pertumbuhan penduduk yang pasti akan menyebabkan penurunan standar hidup. Akan ada masa dimana seseorang mengalami kemiskinan. Dalam Malthusian Catastrophe standarts hidup dapat meningkat dalam jangka panjang. Mereka selalu berkurang ke tingkat subsistensi. Biasanya makanan jumlahnya terbatas, seperti dalam kasus rusa. Batas alami yang dapat terjadi lainnya bisa polusi, energi, air, dan ruang untuk hidup. Dalam kasus ini akan ada garis datar seperti yang ditunjukkan oleh garis hijau pada gambar:


Saat ini, kita mencapai titik krisis dan crash pada populasi. seperti gambar yang ditunjukkan dibawah ini:

 Maka jika, pasokan makanan menjadi 2 kali lipat dan kita memiliki teknologi baru atau memiliki revolusi hijau baru, kemampuan baru untuk membuat makanan, itu hanya penundaan yang tak terelakkan.
Dalam kasus di dunia, jika pertumbuhan tumbuh 1% per tahun, dan jika kita memiliki kemampuan baru, teknologi baru untuk melipatgandakan pasokan makanan yang tersedia, yang kita lakukan adalah menunda kecelakaan ini ke penderitaan subsisten 70 tahun. Seperti yang Anda lihat di grafik ini. 

Semua yang kita lakukan adalah menunda yang tak terelakkan. Jadi jika populasi selalu eksponensial, seperti dalam kasus rusa sampai kecelakaan, maka kita sedang sentiasa ditakdirkan untuk mengalami kelaparan. Jadi kita bisa membayangkan bahwa jika kita memiliki populasi di atas menurut model Malthus, kita ditakdirkan untuk kecelakaan. Jadi dengan kata lain, penduduk akan runtuh. Dan, tentu saja, runtuhnya populasi besar mungkin akan menimbulkan runtuhnya masyarakat juga. Bisa sipil, peradaban bertahan jika kita hanya memiliki setengah makanan yang utuh. Ada banyak hal yang bisa mengikuti pola ini melampaui populasi. Tentu saja, kita mungkin berpikir tentang barang ditambang, termasuk energi seperti bahan bakar fosil tapi juga sumber daya penting atau beberapa akan mengatakan bahwa kita sedang berada pada pertambangan atas tanah dalam pertanian modern. Jadi Anda dapat menggunakan maltusian model, semacam ini tidak hanya untuk penduduk, tetapi untuk banyak sistem lain yang berpotensi tidak berkelanjutan 200 tahun. 

Malthusian Vs Neo Malthusian

Pada titik ini Inggris mengalami waktu yang sangat miskin. Bagi kebanyakan orang yang tinggal di negara ini standar hidup dari abad kedelapan belas lebih rendah daripada orang-orang pada zaman batu. Masyarakat zaman batu jauh lebih sedikit, tetapi mereka benar-benar memiliki lebih banyak kalori dan mereka makan lebih banyak protein dan daging.
Misalnya terdapat kasus ketika terjadi Black Death, sekitar sepertiga dari semua orang di pulau itu tewas dan tiba-tiba ada lebih banyak lahan yang tersedia dan menyebabkan permintaan tenaga kerja yang tinggi, sehingga para petani rata-rata menikmati standar hidup yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Jadi secara tidak langsung Malthus telah membuat prediksi yang salah tentang masa depan. Berikut gambar populasi di Inggris:


Garis biru menunjukkan perubahan populasi dari waktu ke waktu dan titik kuning adalah ketika model Malthus diterapkan. Lalu apa yang terjadi setelah model Malthus diterapkan? Terjadi peningkatan besar populasi Inggris menjadi dua kali lipat, kemudian mendouble sekali lagi dan hampir menjadi dua kali lipat lagi dalam 200 tahun terakhir.


Tidak hanya itu, Inggris menjadi jauh lebih kaya sekarang daripada 200 tahun yang lalu. Revolusi Industri sangat berpengaruh dan rata-rata orang di negara ini memiliki sekitar lima belas kali lebih kaya daripada 200 tahun yang lalu ketika Malthus menulis ramalannya.
Jadi kenaikan populasi tidak menyebabkan kelaparan massal. Tidak hanya itu, meningkatnya populasi tidak menyebabkan kemiskinan. Bahkan hal yang sebaliknya bisa saja terjadi. Populasi di Inggris yang lebih banyak dan lebih kaya dari saat ini telah mendasari prediksi Malthus saat ini. Hal ini disebut neo-Malthusian atau prediksi baru Malthus. Akhir-akhir ini prediksi Neo-Malthusian merupakan prediksi yang buruk seperti prediksi yang dibuat oleh Malthus 200 tahun yang lalu.

Titik kuning pada grafik ini menunjukkan garis biru yang merupakan populasi dunia sejak saat itu.



Jumlah populasi telah menjadi dua kali lipat sejak prediksi itu dibuat. Akibat adanya pendapatan per orang, orang menjadi semakin kaya karena semakin banyaknya populasi. Seperti contoh-contoh tersebut, kejadiannya sangat berlawanan dengan yang telah diprediksi oleh Malthus.

Selasa, 13 September 2016

Sustainable Manufacturing

Kurva Pertumbuhan Populasi
(Growth Curvey)


Pada kesempatan kali ini, saya akan kembali menjelaskan mengenai kurva pertumbuhan populasi penduduk menurut Dr. Jonathan Tomkin dalam videonya yang berjudul "Growth Curves University of Illionois at Urbana Champaign"


Pada situasi saat ini, manusia diibaratkan sebagai rusa dan sebuah sel. Sebagai contoh gambaran mengenai penjelasan kurva J dan S adalah Pulau St. Matthew yang terletak di pantai lepas Alaska. Pada tahun 1944, 29 ekor rusa diperkenalkan ke Pulau yang hanya memiliki rubah dan tikus sebagai hewan mamalia. Kemudian apa yang terjadi dengan jumlah rusa pada pulau tersebut? Yang terjadi pada saat itu adalah populasi rusa yang meledak.


Hal tersebut dapat dilihat pada gambar diatas dimana populasi rusa terus meningkat setiap tahunnya. Tetapi, bertepatan dengan itu pada tahun 1963 telah terjadi musim dingin yang sangat ekstrim di Pulau tersebut sehingga menyebabkan penurunan populasi yang cukup besar pada rusa yang awalnya berjumlah sebanyak 6000 kini, hanya tersisa 42 rusa yang dapat bertahan hidup. 



Pada akhirnya tahun 1980, sudah tidak terdapat lagi rusa yang tersisa karena tidak dapat bertahan hidup pada era tersebut. Kita sebagai manusia tentunya tidak ingin seperti rusa-rusa tersebut bukan? Hal yang dialami oleh rusa-rusa tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya tingkat penurunan pada ketersediaan makanan yang relatif dengan jumlah rusa, sehingg a tingkat pertumbuhan populasi rusa terus melambat.

Setelah membahas manusia sebagai rusa, maka sekarang saatnya membahas manusia sebagai sel. Sel yang tumbuh dalam isolasi pada cawan petri memiliki sumber makanan yang terbatas dan tidak tumbuh secara eksponensial. Karena jumlah sel yang terus meningkat mengakibatakan jumlah makanan yang tersedia menurun dan tingkat pertumbuhan sel melambat.
Kemudian setelah mengibaratkan manusia sebagai rusa dan sel, maka akan dibahas mengenai kurva pertumbuhan penduduk, yaitu kurva pertumbuhan yang memiliki bentuk S dan J. 

Kurva pertumbuhan S merupakan sistem yang sesuai dengan sumber daya yang tersedia atau berkelanjutan, sehingga dapat tumbuh dengan cepat di awal namun pertumbuhan akan melambat sebagai daya dukung akan jumlah makanan yang terbatas. Sebagai contoh misalnya jika kita menanam rumput di salah satu sudut, rumput itu akan menyebar dan tumbuh, tetapi tidak akan tumbuh melampaui jumlah tertentu. Ini tidak akan tumbuh melampaui daerah yang dapat didukung oleh sinar matahari yang cukup.  Maka populasi maksimum seperti itu dikenal sebagai daya dukung. Jadi meskipun rumput bisa tumbuh dengan cepat di awal, pertumbuhan akan melambat karena kehabisan lahan terbuka segar untuk menyerang organisme lain, seperti rusa di pulau dapat tumbuh melewati daya dukung ini, setidaknya untuk sementara waktu. Tetapi rusa tersebut melakukan ini dengan tidak berkelanjutan menggunakan sumber daya. Jadi mereka tidak menyimpan makanan untuk musim depan. Mereka makan segala sesuatu yang tersedia. Karena sistem yang tidak seimbang, pada akhirnya mereka tidak dapat bertahan hidup dan hancur. Anda tidak dapat memiliki populasi yang melampaui daya dukung tanpa batas.
Pertumbuhan bentuk S mungkin dianggap berkelanjutan, sedangkan pertumbuhan bentuk J merupakan sistem yang tidak berkelanjutan. Jika dilihat kedua kurva dapat terlihat sangat mirip untuk waktu yang sangat lama. Jadi kita mungkin bertanya kepada diri sendiri, apakah masyarakat manusia lebih seperti rusa atau lebih seperti sel-sel? Beberapa berpendapat bahwa kita sudah melewati daya dukung karena kita berada dalam pertumbuhan penduduk kurva J atau pertumbuhan penggunaan atau pertumbuhan energi kurva. Ini berarti kita sedang berada dalam zona yang tidak aman.

Beberapa buku sudah membahas hal ini seperti Margaret Atwood Oryx dan Crake. Banyak sekali argumen yang menjelaskan mengenai sustainable. Saat ini sekitar 38% dari daratan dunia sudah digunakan untuk produksi pertanian, akan tetapi masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada setiap tahunnya pertumbuhan manusia terus meningkat. Maka dari itu, diperlukan penerapan sistem sustainable untuk mengimbangi pertumbuhan yang kian meningkat dratis. 






Untuk melihat video lengkapnya, silahkan click link dibawah ini:

Rabu, 07 September 2016

Introduction to Sustainability

Introduction to Sustainability



Sustainability memiliki beberapa definisi yang sangat bervariasi, dan itu tergantung pada konteksnya. Dalam berbagai konteks kepentingan, pengertian berkelanjutan menjadi semakin kompleks terkait dengan beragamnya sistem kehidupan, baik yang terkait dengan karakteristik lingkungan hayati, lingkungan fisik, dan lingkunganPada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai sustainable earth yang mencangkup lingkungan, sosial, ekonomi. Saat ini, sistem sustainable tidak bersifat statis. Sebagai contoh adalah padang rumput yang tumbuh secara alami melewati siklus untuk tumbuh, tetapi dalam waktu 6 bulan akan terlihat layu karena sistem tersebut merupakan siklus yang tidak berkelanjutan.
Keberlanjutan (sustainability) didefinisikan sebagai “memenuhi kebutuhan pada masa kini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi pada masa mendatang. Karena tidak ada sistem yang selalu berkelanjutan. Sustainability memperhatikan kehidupan manusia di masa depan dan lingkungan yang alami. Keberlanjutan merupakan konsep yang penting, namun relatif tidak fokus, cenderung bias, dan memiliki substansi yang sangat terbatas. Bahkan jika dikaitkan dengan kegiatan pembangunan (development) yang dapat diartikan sebagai aktifitas penggunaan atau bahkan menghabiskan sumberdaya alam serta berpotensi merusak lingkungan, maka pembangunan berkelanjutan sebagai suatu konsep dianggap menjadi kurang tepat. Deskripsinya adalah menemukan kebutuhan manusia sekarang dan kekhawatiran manusia pada masa depan. Itulah mengapa sustainability membawa kelompok karakter poltik karena bagaimana kita membandingkan kehidupan sekarang dan pada masa datang. 

History of Marketing

Hello, Welcome to My Blog........ :)

Pada kesempatan kali ini, aku akan menjelaskan sejarah Marketing oleh Philip Kotler. Siapa sih Philip Kotler itu?? Pada tau gak? Philip Kotler adalah Bapak Marketing dunia lho !!

Beliau lahir pada tanggal 7 Agustus 1931 di Chicago, Amerika. Pada awalnya Kotler merasa bahwa ilmu ekonomi terlalu menyederhanakan pasar dalam konteks yang sebenarnya. Ilmu ekonomi banyak fokus ke harga dalam kaitannya dengan permintaan dan penawaran. Padahal peran dari iklan, tenaga penjualan, dan saluran penjualan dalam menciptakan permintaan sangatlah besar. Akhirnya, Kotler pun berkesimpulan bahwa marketing adalah bagian dari ekonomi dan mempercaya ilmu ekonomi untuk menghasilkan ilmu ekonomi modern. Perjalanan hidup Kotler yang menarik tidak hanya di bidang ilmu saja, dari ekonomi ke marketing. Tetapi juga perjalanan panjangnya dalam memberikan pemikiran-pemikiran barunya dari dunia akademis ke dalam dunia praktis. 

Nah keren banget bukan?? Pada penasaran kan tentang perjalanan sejarah marketing oleh Bapak Marketing Dunia ini? Yuk cek link dibawah ini ya... Thanks you..... 


Sustainable and Population Growth

Sustainability and Population Growth

Persoalan mengenai pertumbuhan populasi manusia dan kerusakan lingkungan adalah dua hal yang saling terkait antar satu dengan yang lainnya. Populasi manusia yang terus meningkat akan membuat kerusakan lingkungan yang semakin parah. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan populasi penduduk yang cepat dapat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam yang mempengaruhi peningkatan konsumsi dan teknologi yang akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya alam. Karena bagaimanapun juga setiap menusia tidak lepas dari bermacam-macam kebutuhan mulai dari yang pokok hingga sampai pada kebutuhan pelengkap. Sedangkan semua kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sangat banyak dan tidak terbatas, sementara itu kebutuhan yang diperlukan baru akan terpenuhi manakala siklus dan cadangan-cadangan sumber daya alam masih mampu dan mencukupi. Maka dari itu, peningkatan populasi manusia yang tak terkendali dapat merusak lingkungan dan menyebabkan cadangan-cadangan sumber daya alam yang dibutuhkan menjadi habis apabila tidak diimbangi dengan pelestarian terhadap lingkungan. 
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang akan terjadi pada saat meningkatnya populasi, kekayaan dan teknologi adalah sebagai berikut:

I = P x A x T
Dimana,
I           = Impact (akibat)
P          = Population (populasi)
A         = Affluence (kekayaan)
T          = Technology (teknologi)

            Kemudian setelah itu, terdapat persamaa selanjutnya yang merupakan hasil perbaikan dari persamaan sebelumnya yang disebut dengan Sustainable Impact Equation. Berikut adalah persamaannya:

            SI = P x C/P x I/P
Dimana,
SI            = Sustainability Impact
P             = Population
C/P         = Consumption per Capita
I/C          = Impact per Consumption

Berdasarkan hasil dari kedua persamaan tersebut dpat diasumsikan bahwa jika konsumsi meningkat sebanyak dua kali lipat, maka dapmapk kerusakan lingkungan juga akan meningkat sebanyak dua kali lipat juga. Berikut adalah persamaannya yang dinamakan Double Population:
2SI = 2P x C/P x I/C

Selain ketiga persamaan tersebut juga terdapat persamaan Lowering Impact Equation

1/2SI = P x C/P x I/2C

            Persamaan di atas tidak dapat langsung disalahkan. Hal ini dikarenakan ketiga faktor dari persamaan I = P x A x T, tidak saling  mempengaruhi satu sama lain. Hal ini yang menyebabkan munculnya persamaan baru yang lebih sesuai, dimana ketiga faktor saling mempengaruhi. Berikut merupakan persamaan yang sesuai dimana ketiga faktor saling  mempengaruhi:
I = P(A,T) x A (P,T) x T (P,A)



Dimana,
I           = Impact (akibat)
P          = Population (populasi)
A         = Affluence (kekayaan)
T          = Technology (teknologi)

Kemudian apa yang membuat IPAT tidak sukses dalam memprediksi masa depan??
  • Karena IPAT memiliki asumsi yang berbeda-beda, termasuk populasi, konsumsi, dan teknologi yang tidak saling berhubungan. Pada kenyataannya hal ini tidaklah benar, jika kita meningkatkan kemampuan untuk membuat transformasi perubahan pada teknologi yang baru akan sama dapat tetap meningkatkan pertumbuhan populasi.
  • Suatu perubahan pada pertumbuhan populasi akan menyebabkan perubahan pada lingkungan yang tanpa kita sadari akan menimbulkan pengaruh yang buruk.
  • IPAT selalu menganggap populasi dan konsumsi adalah hal yang buruk.  Akan tetapi, sesuatu yang harus disadari adalah hal-hal seperti pertumbuhan populasi yang tinggi adalah hal yang bagus karena banyak manusia yang menikmati hidup mereka. Akan tetapi, pertumbuhan populasi Penentuan nasib membutuhkan beberapa konsumsi, meliputi banyaknya jumlah kemakmuran. Jadi populasi dan konsumsi juga merupakan hal yang positif.