Selamat soree semuanyaa.. Kali ini saya akan mengupload beberapa company case yang terdapat di dalam buku "Principles of Marketing" Edisi 14 yang ditulis oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong.
COMPANY CASE Chapter 7
Starbucks: Just Who is The Starbucks
Customer?
Page 219
Question:
1. Dengan
menggunakan spektrum penuh, jelaskan bagaimana awal dari Starbucks dalam
mensegmentasi dan menargetkan pasar kopi?
Answers:
Supaya pelanggan merasa
tertarik dan senang pada Starbucks, maka Starbucks menargetkan beberapa
pengalaman misalnya:
a. Membuat
pelanggan merasa berada digolongan atas, lebih berpendidikan, dan lebih
profesional dari rata-rata Amerika.
b. Lebih
menargetkan kepada perempuan dibanding laki-laki.
c. Orang
berusia sekitar 24-44 tahun.
Starbucks memiliki
segmentasi demografis, dimana Starbucks ingin membuka 10.000 gerai baru hanya
dalam kurun waktu 4 tahun dan kemudian berkembang menjadi 40.000. Dalam 20
tahun perusahaan Schultz tumbuh hampir 17.000 toko di puluhan Negara.
Question:
2. Apa
yang harus dirubah pertama, pelanggan Starbucks atau pengalaman Starbucks? Jelaskan tanggapan Anda dengan membahas
prinsip-prinsip dari target pasar.
Answers:
Pelanggan Starbucks,
karena hanya dengan adanya pelanggan Starbucks setempat tidak akan cukup untuk
dijadikan persiapan pertumbuhan yang diharapkan. Starbuck dianggap penduduk
setempat kurang menarik sebagai tempat hangout.
Hal ini dikarenakan rata-rata generasi baru kurang makmur, kurang
berpendidikan, dan kurang professional. Oleh karena itu Starbucks harus lebih
menargetkan pada profil pelanggan dengan latar belakang yang berkembang, dengan
munculnya pelanggan baru akan timbul suatu pengalaman baru yang berbeda, dimana
pelanngan dapat merasa Starbucks merupakan kopi yang enak dan merupakan tempat
nyaman untuk hangout. Hal ini
tentunya akan menarik pelaggan jauh lebih sering dating ke Starbucks
dibandingkan pelanggan setempat.
Question:
3. Berdasarkan
variabel segmentasi, bagaimana segmentasi dan target pasar kopi pada Starbucks
sekarang?
Answers:
Segmentasi starbucks saat
ini biasanya mengarah pada: -Demographics (. Usia, jenis kelamin, pendapatan,
dan lain-lain) - Psikografis (Lifestyle, Kepribadian, dan nilai-nilai) -Geography
(kota, lingkungan, kode pos) dan atribut pribadi lainnya
Question:
4.
Akankah Starbucks dapat kembali pada petumbuhan
pendapatan dan laba dulu yang sempat dinikmati? Mengapa?
Answers:
Menurut saya ya, karena
Starbucks memiliki strategi target dan segmentasi yang baik. Starbucks dapat
menargetkan sesuatu yang baru, yang sebelumnya belum pernah ditargetkan. Akan
tetapi tetap mempertahankan experience (pengalaman)
yang dirasakan pelanggan ketika membeli Starbucks. Hanya seperlima dari
penjualan Starbucks berasal di luar Amaerika Serikat. Hal ini menunjukan
Starbucks memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar diluar Amerika
Serikat.
COMPANY CASE Chapter 8
Las Vegas: What’s Not Happening in
Vegas
Page 255
Question:
1. Mengingat
semua perubahan dalam strategi branding untuk Las Vegas
selama bertahun-tahun, Apakah Vegas
memiliki arti yang konsisten bagi konsumen? Apakah ini sebuah keuntungan atau
kerugian bagi kota krtika sedang bergerak maju?
Answers:
Ya
(nama Vegas sudah memberikan arti yang konsisten bagi konsumen), walapun telah
berubah dari waktu ke waktu Las Vegas tidak akan pernah kehilangan label “Sin
City”. Mengingat Las Vegas merupakan nama yang kuat dan memiliki respon baik
dari pelanggan terhadap produk maupun proses pemasaran. Las Vegas memposisikan
mereknya pada pikiran pelanggan kedalam dua hal:
1. Positioning merek,
yaitu dengan mengaitkan nama dengan beberapa manfaat yang diinginkan dan
pengalaman yang akan diterima pelanggan.
2. Nama
merek, yaitu saat Vegas disebutkan dapat menggambarkan suatu liburan mewah dan
hiburan untuk pelanggan.
Saat
kota ini maju, ini merupakan suatu keuntungan. Dengan menargetkan pengalaman
keluarga, tentu saja ini merupakan salah satu core brand yang paling berbeda. Riset pemasaran juga telah
menunjukkan khususnya selama masa ekonomi sulit, Vegas sudah ada dan bertahan
hingga saat ini. Secara keseluruhan ini merupakan sebuah keuntungan.
Question:
2. Apa
yang Las Vegas jual? Apa yang benar-benar dibeli oleh pengunjung?
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan ini dalam
hal manfaat inti, yang sebenarnya produk, dan tingkat produk yang ditambah.
Answers:
-
Jika dilihat dari Core
benefit, yang sebenarnya dijual oleh Vegas adalah pengalaman sedikit gila,
yang menawarkan istirahat mewah untuk sejenak beralih/melupakan segalan
kepenatan dari rutinitas yang dijalani.
-
Jika di lihat dari
actual product, yang dijual oleh Vegas ialah nama merek, tingkat kualitas,
kemasan, desain, fitur, diamana Vegas dirancang untuk memberikan perasaan yang
glamor dan mewah. Mereka menyediakan layanan yang terbaik bagi semua pelanggan
bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman penuh. Bukan hanya sekedar hotel,
namun hotel yang memiliki fasilitas yang berbeda dari umumnya seperti kasino,
kolam renang, restoran, tempat belanja, acara hiburan, dan ballroom.
-
Jika dilihat dari augmented product level, yang dijual Vegas seperti
pengiriman, kredit, dukungan produk, dan layanan purna jual. Dimana seluruh
bagian hotel turun berkontribusi memberikan garansi layanan penuh kepada
pelanggan, sehingga membuat pelanggan ingin kembali dan berkunjung lagi.
Question:
3. Akankah
upaya terbaru oleh LVCVA terus bekerja? Mengapa atau mengapa tidak?
Answers:
Upaya
yang dilakukan LVCVA tentunya akan terus bekerja. LVCVA telah menghabiskan
banyak iklan untuk menciptakan merek dan membangun refrensi. Namun pada
dasarnya bukan iklanlah yang membuat mereka semakin dikenal, tetapi dikarenakan
oleh pengalaman dari setiap pelanggan. LVCVA pada akhirnya sadar bahwa yang
mereka harus lakukan kedepannya ialah membangun pengalaman dari pelanggan,
sehingga orang-orang yang pergi ke Vegas untuk bersenang-senang mendapatkan
pengalaman dan dapat melarikan diri dari segala kepenatan.
Question:
4. Rekomendasi
apa yang akan Anda buat untuk manajer LVCVA
untuk masa depan Las Vegas '?
Answers:
Rekomendasi
yang akan saya berikan ialah dengan terus mengembangkan LVCVA, sehingga Vegas
dapat terus bertumbung dan menjaga nama yang telah dikelola dengan baik. Adapun
langkah-langkah yang dapat dilakukan ialah sebagai berikut:
1.
Semua orang
diperusahaan harus menghidupkan brand dengan
terus memusatkan pada pelanggan sebagai subjeknya.
2.
Mengaudit
kelemahan dan kekuatan nama yang unggul dalam memberikan nilai dan manfaat
terhadap pelanggan, misalnya dengan memposisikan merek yang mengacu pada
konsumen yang mendukung.
COMPANY CASE Chapter 9
Samsung: From Gallop to Run
Page 285
Question:
1.
How was Samsung able to go from copycat
brand to product leader?
Answers:
Sebelumnya,
sebuah perusahaan yang memproduksi elektronik murah berhenti. Kemudian Samsung
telah muncul sebagai pembuat utama mutakhir dan elektronik desain yang berorientasi.
Dimulai pada tahun 1990-an, di bawah kepemimpinan baru dari CEO Lee Kun-hee,
Samsung mengubah visi perusahaan mereka. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan
menjadi saingan Sony sebagai pemimpin industri dalam elektronik konsumen saat
itu. Perusahaan mempekerjakan baru, desainer produk muda yang memperkenalkan
sebuah perkumpulan yang inovatif, produk gaya yang mulai menarik perhatian
konsumen di seluruh dunia. Samsung juga mulai memasarkan produknya di toko-toko
elektronik, bukan hanya dalam department store yang mengandalkan potongan harga
untuk meng-upgrade citra mereka. Hanya dalam waktu satu dekade, Samsung mampu
menjadi pemimpin secara keseluruhan dalam elektronik konsumen.
Question:
2. Apakah
proses pengembangan produk Samsung memiliki tipe cutomer centered, team based,
atau sistematis?
Answers:
Proses
pengembangan produk dari Samsung dapat dikategorikan sebagai semua hal di atas.
Hal ini berpusat pada pelanggan dalam hal membahas kebutuhan dan keinginan
konsumen dan berfokus pada menciptakan produk yang menarik bagi pelanggan.
Samsung telah mengabdikan dirinya untuk menciptakan hanya produk baru yang
menimbulkan respons yang menakjubkan ketika saat dipasarkan. Pengembangan
produk adalah tim yang berbasis di bahwa anggota dari departemen yang berbeda
berkolaborasi pada pengembangan produk dari awal sampai akhir (daripada
memiliki proses lulus dari satu departemen ke depan), dalam upaya untuk
meningkatkan efektivitas dan konsep-konsep produk baru di pasar secepat
mungkin. Pendekatan perusahaan juga sistematis. Samsung berfokus pada
pengumpulan dan mengevaluasi ide-ide untuk konsep produk baru dari seluruh
pemangku kepentingan dalam upaya untuk mengembangkan gudang optimal dari
informasi dan ide-ide dari mana untuk membuat pemotongan teknologi elektronik
yang baik.
Question:
3. Berdasarkan
PLC, apa saja tantangan yang dihadapi Samsung dalam mengelola produk teknologi
tinggi?
Answers:
Siklus
hidup produk elektronik konsumen relatif singkat. Untuk mengimbangi bidang teknologi
yang kini berkembang pesat, Samsung mengadopsi filosofi "mabuljungje"
(dari pepatah Cina "kuda itu tidak menghentikan"). perusahaan telah
berinvestasi dalam belanja modal dan R & D dalam upaya untuk tetap
selangkah lebih maju dari permainan. Tujuan mereka adalah untuk meneliti dan
mengembangkan konsep-konsep baru secepat mungkin, menentukan prospek terbaik
untuk menjadi sukses dan kemudian mendapatkan mereka di pasar secepat mungkin.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan siklus hidup inheren pendek
dari produk elektronik, dan dengan demikian mengumpulkan pendapatan maksimal
dari produk yang sukses sebelum kematian tak terelakkan.
Question:
4. Akankah
kemungkinan Samsung mencapai tujuan di pasar di mana ia mendominasi, seperti
ponsel pintar? Mengapa?
Answers:
Samsung
tampaknya akan mencapai hasil yang signifikan dalam pasar yang itu saat ini
kurang menonjol. Sekali lagi, potensi ini untuk peningkatan pangsa pasar adalah
karena pemikiran inovatif dan perencanaan organisasi. Samsung berencana untuk
merilis komputer tablet dan appstore (à la Apple) yang akan memberikan kontrol
perusahaan atas isi dari aplikasi dan hak istimewa untuk mengumpulkan
pendapatan dari iklan yang terkait dengan aplikasi. Samsung telah
mengidentifikasi aplikasi sebagai kendaraan iklan utama ke depan. Perusahaan
ini juga memiliki keunggulan persaingan ponsel pintar dalam keahlian dalam
teknologi layar lebar akan memungkinkan integrasi user-friendly aplikasi ponsel
pintar dan layar TV untuk menonjolkan pengalaman pengguna. Secara keseluruhan, Samsung
adalah contoh utama dari langkah korporasi dapat membuat dalam waktu yang
relatif singkat dengan menerapkan terkonsentrasi, strategi proaktif dalam
pengembangan produk dan pemasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar